Kadin Jember: Pertamina Lalai, Kerugian Dunia Usaha Tembus Rp 7 Miliar per Hari

Dwi Sugesti Megamuslimah
Tuesday, 29 Jul 2025 08:41 WIB

KADIN: Dari kiri: Ahmad Muntaha (komite bidang organisasi), Dr. Rendra wirawan (Wakil ketua bidang UMKM, koperasi, dan ekonomi kreatif), Mohamad Budi Hartono (wakil ketua bidang SDM dan hubungan industrial) Kadin Jember.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Krisis bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember tak hanya menimbulkan antrean panjang di SPBU, tapi juga berdampak besar pada sektor ekonomi. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jember mencatat, kerugian yang ditanggung pelaku usaha akibat gangguan distribusi BBM diperkirakan mencapai Rp 7 miliar setiap harinya.
Rendra Wirawan, pengurus Kadin Jember yang membidangi UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif, menyebut kelangkaan BBM telah menghambat proses distribusi barang dan jasa secara luas. "Banyak pengusaha tidak bisa mengirim produk, operasional tertunda, dan itu menyebabkan kerugian finansial yang signifikan,” jelasnya, Senin (28/7/2025).
Dirinya mengatakan bahwa gangguan distribusi ini menunjukkan adanya kerusakan sistemik dalam mekanisme penyaluran BBM. Akibatnya, banyak SPBU kehabisan stok, antrean kendaraan memanjang, dan masyarakat minim informasi.
"Kondisi ini mencerminkan buruknya manajemen krisis Pertamina. Mereka terlambat menerapkan standar penanganan darurat yang seharusnya sudah dipersiapkan sejak awal," ujar Rendra.

Ia menuturkan, dalam dua hingga tiga hari terakhir, dunia usaha di Jember mengalami tekanan hebat. Efek berantai dari keterlambatan distribusi juga dinilai bisa mendorong inflasi regional jika tidak segera ditangani.
Rendra menilai krisis ini seharusnya bisa dicegah jika Pertamina mampu mengantisipasi gangguan logistik akibat penutupan jalur Gumitir. Ia menyayangkan lambannya perusahaan energi milik negara itu dalam mengambil langkah konkret.
“Situasi darurat seperti ini semestinya dibarengi dengan peningkatan suplai BBM. Jangan tetap di angka 7.000 liter per hari seperti kondisi normal,” tegasnya.
Kadin Jember mendesak Pertamina segera merespons kondisi ini dalam waktu 24 jam, termasuk membuka informasi soal stok dan distribusi BBM secara transparan. Hingga kini, antrean kendaraan masih terjadi di sejumlah SPBU, sementara kepastian penanganan dari Pertamina belum terlihat. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)