Kulit Bocah di Ambulu Melepuh, Diagnosis Sementara Dinkes: Penyakit Langka

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Tuesday, 16 Jan 2024 14:59 WIB

Kulit Bocah di Ambulu Melepuh, Diagnosis Sementara Dinkes: Penyakit Langka

JEMBER, TADATODAYS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember memberi penjelasan terkait kasus Mohammad Abil Pratama, 14, bocah yang kulitnya melepuh usai mandi di sungai daerah Kecamatan Ambulu. Bocah yang baru dirujuk ke RSD dr Soebandi Jember pada Senin (15/1/2024) itu untuk sementara didiagnosis mengalami Stevens Johnson Sindrom (SJS).

"Diagnosisnya Stevens Johnson Sindrom, di mana itu merupakan alergi akut dan meluas sehingga menyebabkan rasa gatal dan mengelupas seluruh kulit. Terutama terjadi pembengkakan di lubang alami manusia, seperti mulut dan mata dan masuk penyakit langka," urai Kepala Dinkes Jember dr Hendro Soelistijono saat ditemui Selasa (16/1/2024) siang.

Dokter Hendro mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalam dengan menguji air yang berada di sungai. "Kami melakukan pemeriksaan air karena infonya korban habis mandi di kali, hasilnya akan muncul empat hari ke depan," katanya.

Dirinya juga menjelaskan terkait kronologi kejadian sebelum akhirnya korban dilarikan ke rumah sakit. Penuturan dokter Hendro, tujuh hari sebelumnya, korban mengaku mengonsumsi ikan tongkol, kemudian mengeluh bibir dan seluruh badannya gatal dan melepuh di beberapa tempat.

"Empat hari sebelum ke rumah sakit muncul bintik-bintik merah. Merasa ketakutan, akhirnya di bawa ke puskesmas dan diberi obat tapi tidak ada perkembangan, akhirnya dirujuk ke RS," imbuhnya.

Menurut laporan pihak rumah sakit, dari hasil skin test tidak ditemukan adanya alergi obat. Disimpulkan sementara, ini sebagai alergi makanan atau sesuatu yang dikonsumsi sebelum perawatan. "Stevens Johnson Sindrom ini sangat langka. Setidaknya ada 1:1.000 kejadian," pungkas dokter Hendro.

Sementara itu, dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soebandi Jember sekaligus penanggung jawab korban, dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan hal serupa.  Menurutnya, pasien mengalami pengelupasan kulit yang hebat dan bersifat darurat.

"Karena bisa menyebabkan dehidrasi dan gangguan termoregulasi, yang lebih berat akan mengakibatkan infeksi, maka harus dirawat secara isolasi dan menyeluruh," katanya saat ditemui terpisah.

Penyebab kasus SJS sendiri, lanjut dr Gebyar, belum bisa dipastikan. Tetapi secara teori di lapangan bisa karena multifaktorial. "Pihak keluarga kami tanyai apa ada riwayat alergi, katanya ada riwayat alergi. Nah ini bisa saja menjadi pencetus," pungkasnya. (dsm/why)


Share to