Pasar Minggu Jalan Suroyo Kota Probolinggo Digelar Perdana, Ini Kata Kalangan Gereja

Alvi Warda
Sunday, 10 Aug 2025 13:09 WIB

SEPI: Gereja Merah usai ibadah Minggu (10/8/2025) pagi. Sepi karena jemaat tidak banyak yang hadir.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Relokasi Car Free Day (CFD) atau Pasar Minggu alun-alun Kota Probolinggo ke ruas Jalan Suroyo, dimulai. Pasar Minggu Jalan Suroyo digelar perdana, Minggu (10/8/2025) pagi. Ada tiga gereja yang berdiri di ruas Jalan Suroyo. Berikut ini pandangan kalangan gereja tentang Pasar Minggu Jalan Suroyo gelaran perdana.
Yokyen selaku penjaga atau Koster GPIB Immanuel (Gereja Merah) Kota Probolinggo, mengungkap soal minimnya kehadiran jemaat. "Jemaat banyak yang tidak datang. Sekitar separuhnya tidak hadir. Biasanya 100 orang, ini separuhnya pun tidak sampai," katanya, saat ditemui pada Minggu pagi.
Menurutnya, jemaat Gereja Merah biasanya mulai beribadat sekitar pukul 08.00 WIB. Mereka mulai datang ke gereja sejak pukul 07.00 WIB.
Yokyen bercerita, ada dua jemaat yang sempat dicegat saat hendak masuk ke gereja. "Saya dapat cerita tadi itu ada jemaat yang datang di gereja, ternyata kayak dicegat gitu sama petugas. Mungkin Dishub atau Satpol PP. Katanya gak boleh naik sepeda motor," ucapnya.
Menurut penuturan Yokyen, dua jemaat itu sampai adu mulut, menjelaskan bahwa mereka adalah jemaat Gereja Merah. Sehingga harus segera datang ke gereja. "Akhirnya bisa lolos namun telat datang, ibadah sudah dimulai. Kan kasian," katanya.
Yokyen juga mengeluhkan penataan bedak pedagang di depan gereja. Menurutnya, seharusnya area masuk gereja dibebaskan dari bedak. "Mau keluar masuk, jadi biar lancar. Biar gak macet, semuanya akhirnya bisa nyaman kan. Harapan kami bisa ada evaluasi, agar geser dikit saja untuk bedaknya," ujarnya.

Dalam pantauan tadatodays.com, beberapa bedak memang berada menempati area gerbang Gereja Merah. Hal itu membuat jemaat gereja harus putar otak agar kendaraannya bisa keluar masuk dengan lancar tanpa gangguan.
Tak hanya itu, Yokyen juga berharap agar pemerintah memperhatikan kebersihan. Sebab, sampah berserakan dan menjadi pandangan kotor. "Selain itu, sudah aman. Kami tidak terganggu apapun," katanya.
Situasi serupa juga dialami oleh Gereja Katolik Paroki Maria Bunda Karmel Kota Probolinggo. Romo Agis selaku pendeta menyampaikan untuk hari pertama penerapan CFD, tidak ada kendala yang dihadapi jemaat.
"Untuk hari pertama tidak ada kendala, hanya umat yang hadir misa (ibadah, red) lebih sedikit daripada dulu, karena mungkin umat belum semua memahami," kata Romo Agis.
Ia menjelaskan bahwa surat dari Pemerintah Kota Probolinggo terkait penerapan CFD sudah disosialisasikan kepada umat. "Hari Minggu pagi biasanya 400-an umat. Kami tidak menghitung, tetapi gereja tidak penuh. Mungkin hadir di misa nanti sore," ujarnya.
Romo Agis juga menyampaikan bahwa kondisi ketenangan masih dapat dijaga, karena area parkir motor di depan gereja hanya digunakan parkiran sepeda motor pengunjung CFD. "Kalau ketenangan masih terjaga, karena di depan kami untuk parkir motor, itupun juga sepi," tuturnya. (alv/why)

Share to
 (lp).jpg)