Sebut Sampah di Bawah Lapak Pedagang Jadi Penyebab Genangan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 04 Feb 2022 13:47 WIB

Sebut Sampah di Bawah Lapak Pedagang Jadi Penyebab Genangan

KOTOR: Tak hanya lapak sementara yang terlihat kumuh. Di bawah lapak tersebut juga banyak sampah, sehingga saat hujan deras sampah-sampah itu keluar dan menggenangi ruas Jalan Cut Nyak Dien dan Jalan Siaman.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sejumlah warga di Jl. Siaman dan Jl. Cut Nyak Dien, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, mengeluhkan pembersihan sampah yang tidak tuntas di dua ruas jalan tersebut. Seperti, sampah yang menumpuk di bawah lapak sementara yang ditempat pedagang. Dampaknya, terjadi genangan air hingga masuk ke rumah warga saat hujan deras.

Hal itu diketahui saat Komisi III DPRD setempat menggelar rapat dengar pendapat (RDP) di ruang komisi, Rabu (2/2/2022), sekira pukul 09.00 WIB. RDP dipimpin langsung oleh Ketua Komisi III, Agus Riyanto. RDP itu juga menghadirkan pemilik toko yang lokasinya berada di dua ruas jalan tersebut.

Seperti yang diungkapkan pemilik Toko Rotan di Jl. Cut Nyak Dien, Toni. Ia mengatakan tumpukan sampah di bawah lapak pedagang menjadi masalah, ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut. “Bukan soal pembangunan Pasar Baru, tapi petugas kebersihan tidak secara tuntas membersihkan sampah,” katanya.

Menurut Toni, pembersihan sampah oleh petugas hanya dilakukan di area yang terlihat saja. Sedangkan sampah yang berada di bawah lapak tidak dibersihkan. "Saat hujan sampah yang di bawah kios keluar semua, seperti tsunami," ujarnya, usai RDP digelar.

Selain itu, genagan air di Jl. Siaman dan Jl. Cut Nyak Dien tidak bisa mengalir karena badan Jalan Pahlawan dan Jalan Panglima Sudirman yang berada di selatan dan utara Pasar Baru, lebih tinggi.

Toni menyebutkan, semua kondisi itu terjadi sejak proyek revitalisasi Pasar Baru dimulai, dan hingga kini tak kunjung selesai. Ia pun membandingkan dengan pembangunan jalan tol di Kabupaten Probolinggo, yang bisa rampung dalam waktu 10 bulan. "Ini sebenarnya soal kemauan penyelesaian," tuturnya.

Karena proyek yang tak kunjung selesai itu, Toni mengatakan sampai ada pemilik toko di Jalan Cut Nyak Dien yang stres sampai akhirnya meninggal dunia. "Ya karena sumpek memikirkan ekonomi yang terus turun," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup setempat, Rachma Deta mengatakan bahwa pihaknya akan menambah petugas kebersihan dan menambah jadwal pembersihan sampah di area lapak sementara.

Terkait genangan di Jalan Cut Nyak Dien dan Jalan  Siaman, Deta menyebutkan bahwa badan jalan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Jalan Pahlawan dan Jalan Panglima Sudirman. "Nanti kita akan melakukan evaluasi lagi," ucapnya.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Baru, Ashari menambahkan bahwa frekuensi pengambilan sampah sudah dilakukan. “Pengambilan sampah pagi dua kali. Sore satu kali," kata Ashari.

Sementara itu, Ketua Komisi III Agus Riyanto mengatakan bahwa, pokok permasalahan genangan air di kawasan Pasar Baru ada pada pembersihan sampah. "Entah karena capek atau tidak, petugas hanya mengambil sampah yang tampak saja," ujar Agus.

Sehingga, kata Agus, sampah yang menumpuk di bawah lapak pedagang meluber ke jalanan saat hujan. Bahkan, gorong-gorong juga sudah mulai rusak.

Karenanya, saat pembangunan Pasar Baru sudah selesai, seluruh lapak sementara yang tidak terpakai akan dibongkar. "Ini perlu dipertanggungjawabkan secara paripurna. Karena Komisi III sering mendapatkan laporan dari warga," tuturnya.

Melalui RDP tersebut, Agus mengatakan bahwa Komisi III merekomendasikan agar DLH menambah petugas kebersihan dan meningkatkan jadwal pengambilan sampah. (ang/don)


Share to