Sejumlah Pedagang Akui Minim Omzet di Peringatan Harjakot Probolinggo, Lebih Ramai Semipro

Khoiri Afandy
Khoiri Afandy

Sunday, 05 Oct 2025 07:09 WIB

Sejumlah Pedagang Akui Minim Omzet di Peringatan Harjakot Probolinggo, Lebih Ramai Semipro

HARJAKOT: Rangkaian peringatan Hari Jadi Kota (Harjakot) Probolinggo yang diselenggarakan di Stadion Banyuangga.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Peringatan Hari Jadi Kota (Harjakot) Probolinggo ke-666 yang digeber di Stadion Bayuangga sejak Jumat (26/9/2025) lalu, ditutup pada Sabtu (4/10/2025) malam. Bagi sejumlah pedagang kaki lima (PKL), event ini dinilai sepi hingga omzetnya minim. Event Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) justru disebut lebih ramai.

Dalam event Harjakot ke-666 ini, Stadion Bayuangga ditata menjadi arena stan kuliner, wahana permainan, dan pameran UMKM lokal. Sedangkan panggung utama berdiri megah di sisi timur lapangan.

Ratusan pedagang berharap dapat berkah dari event ini. Namun, tidak semua pedagang terpenuhi harapannya.

Abdur Rohim, misalnya, seorang penjual kacang yang sudah rutin berjualan di berbagai event kota. Ia mengaku penjualannya kali ini lesu. “Sejak hari pertama sampai hampir penutupan, pembeli tidak seramai harapan. Rata-rata hanya dapat Rp 200 ribu per hari. Padahal kalau di acara Semipro, bisa berlipat-lipat,” ujarnya saat ditemui pada Sabtu malam.

Abdur Rohim mengaku telah membayar biaya sewa lapak sebesar Rp 350 ribu untuk berjualan selama sepekan ini. “Kalau hasilnya segini, jelas rugi. Modal sudah keluar, tenaga juga habis, tapi hasil tidak sebanding,” tambahnya sambil menunjukkan dagangan kacangnya yang masih menumpuk.

Pandangan serupa diungkapkan Dini, pedagang camilan asal Malang. Ia sengaja ikut serta karena mendapat informasi acara Harjakot Probolinggo ini dari komunitas event. Namun, biaya lapak yang ia bayar terbilang besar. “Saya bayar Rp 1,75 juta. Kalau di bagian timur dekat pintu masuk malah Rp 2 juta. Tarifnya sama, mau pedagang lokal atau luar kota,” jelasnya.

Menurut Dini, dengan modal sebesar itu, ia berharap bisa meraup keuntungan signifikan. Nyatanya, hasil penjualan tidak sesuai ekspektasi. “Kadang cuma dapat Rp 500 ribu, kadang Rp 1 juta. Paling besar Rp 2 juta sehari. Itu pun sudah termasuk modal bahan. Jauh dari target,” keluhnya.

Berbeda dengan pedagang makanan, penyedia wahana permainan masih merasakan adanya keramaian. Wanda, pria asal Sidoarjo, yang mengelola wahana anak-anak di sisi barat stadion, mengatakan bahwa pengunjung dalam beberapa hari cukup ramai. Terutama saat akhir pekan. “Awal-awal ramai, dua hari terakhir juga lumayan. Tapi kalau dibanding Semipro, tetap kalah ramai,” ungkapnya.

Wanda menyewa empat tenda sekaligus, dengan tarif Rp 1,5 juta per tenda. Menurutnya, harga sewa tersebut masih tergolong standar untuk event besar. “Kalau soal harga sewa, wajar. Cuma masalahnya, kalau pengunjung sedikit, otomatis pendapatan juga berkurang. Tapi ya begitulah resiko usaha di event seperti ini,” katanya. 

Dari kalangan pengunjung, Andi, seorang warga Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, berpendapat tidak jauh beda. Andi yang datang bersama keluarganya, mengaku tidak terlalu terhibur dengan rangkaian acara Harjakot Probolinggo tahun ini. “Kalau dibanding Semipro, jelas lebih ramai Semipro. Di sini terasa sepi, panggung juga tidak menghadirkan artis ibu kota. Jadi kurang menarik,” ujarnya.

Selain hiburan, Andi juga menyoroti keberagaman kuliner yang dinilai terbatas. “Kalau di Semipro, jajanan sangat banyak dan variatif, sehingga pengunjung betah berlama-lama. Sekarang pilihannya sedikit, akhirnya orang tidak terlalu antusias,” katanya.

Menanggapi pandangan pedagang dan pengunjung, Elok Hanifah selaku Event Organizer (EO) memberikan klarifikasi. Menurutnya, tugas utama EO adalah menghadirkan kemeriahan acara. Sedangkan soal sepi atau ramainya dagangan, menurutnya, kembali kepada rezeki masing-masing pedagang.

“Kalau soal sepi pembeli, itu memang rezeki masing-masing. Ada yang laris, ada yang tidak. Tugas kami sebagai EO adalah memastikan acara berjalan meriah dan ramai pengunjung. Kalau bicara soal jumlah pengunjung, saya rasa target sudah tercapai,” jelas Elok.

Elok menambahkan, pihaknya menilai rangkaian acara sudah cukup berhasil dari sisi penyelenggaraan. “Tidak semua pihak bisa merasa puas. Tapi dari sisi EO, acara berjalan lancar, hiburan jalan, dan pengunjung juga ada. Jadi, bagi kami sudah memenuhi harapan,” imbuhnya. (ndy/why)


Share to