Sekolah Rakyat Terapkan Matrikulasi dan Gunakan Teknologi AI untuk Gali Potensi Siswa

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Thursday, 31 Jul 2025 18:09 WIB

Sekolah Rakyat Terapkan Matrikulasi dan Gunakan Teknologi AI untuk Gali Potensi Siswa

SR: Calon siswa Sekolah Rakyat saat didatangi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jember Muhammad Fawait

JEMBER, TADATODAYS.COM - Tidak seperti sekolah pada umumnya, Sekolah Rakyat (SR) memiliki pendekatan pembelajaran khusus bagi siswa-siswanya. Setelah menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), para siswa SR akan mengikuti masa matrikulasi maksimal selama tiga bulan, sebelum memasuki pembelajaran reguler.

Kepala Sekolah SR Jember Kartika Sari Dewi mengatakan, masa matrikulasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan SR yang dirancang untuk memulihkan kondisi mental dan fisik siswa, terutama yang berasal dari latar belakang rentan.

“Anak-anak kami adalah anak-anak spesial. Jadi mereka tidak langsung belajar seperti biasa. Kami harus sembuhkan dulu semangat dan jiwanya,” ujar Kartika saat ditemui usai kunjungan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di SR Jember, Kamis (31/7/2025).

Selama masa matrikulasi, kata dia, siswa akan didampingi wali asrama dan wali asuh yang berperan penting dalam proses adaptasi anak. Pendekatan ini dirancang agar para siswa siap secara emosional, sosial, dan akademik. “Kita siapkan agar mereka nyaman dulu. Belajar itu butuh rasa aman,” imbuhnya.

SR: Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 6 Jember Kartika Sari Dewi.

Meski menggunakan kurikulum nasional, metode pengajaran di SR disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter anak. Menurut Kartika, setiap anak akan mendapat perhatian secara individual agar potensi mereka bisa berkembang maksimal.

Selain itu, Sekolah Rakyat juga mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem pembelajarannya. Melalui aplikasi Talent DNA, SR memetakan minat dan bakat siswa secara individual, agar program ekskul dan muatan lokal disesuaikan dengan potensi mereka. “Kami dibantu Pak Ari Ginanjar, menggunakan aplikasi AI namanya Talent DNA. Dari situ nanti akan muncul potensi dan talent anak-anak,” ujarnya.

Menurut Kartika, hasil dari pemetaan tersebut menjadi dasar penyusunan kegiatan ekstrakurikuler dan muatan lokal (mulok). Hal ini memungkinkan setiap SR memiliki kekhasan program masing-masing, sesuai dengan karakter siswa dan wilayah.

“SR itu unik. Mulok di sini bisa beda dengan SR di Malang atau Ponorogo. Semua disesuaikan dengan hasil pemetaan,” jelasnya.

Saat ini, pemetaan Talent DNA di SR Jember belum dilakukan karena siswa baru akan masuk penuh pada awal Agustus. Setelah semua siswa masuk, proses identifikasi karakter dan bakat akan segera dilakukan. “Nanti begitu anak-anak sudah masuk semua, baru kami lakukan pemetaan talent-nya,” katanya.

Sementara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa SR bukan hanya menyediakan fasilitas fisik, tapi juga sistem pembinaan yang holistik. “SR ini bukan hanya gratis, tapi memang dirancang agar anak-anak dari keluarga miskin bisa tumbuh dengan layak, sehat, dan semangat,” kata Khofifah.

Dengan pendekatan tersebut, SR diharapkan dapat menjadi ruang aman dan nyaman bagi anak-anak yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan berkualitas. Mereka tidak hanya disiapkan untuk pintar, tapi juga kuat secara mental. "Semuanya gratis. Sudah asrama, makan tiga kali, pakaian lengkap dan sarprasnya kami siapkan," katanya.

Gubernur Khofifah juga menyambut baik penerapan teknologi AI. Ia menilai Talent DNA dapat menjadi solusi untuk mengembangkan potensi siswa dari keluarga miskin yang selama ini terabaikan. “Kalau sekolah umum belum tentu bisa seintens ini menggali talenta anak satu per satu,” ujarnya.

Melalui teknologi AI dan pendekatan berbasis minat bakat, Pemprov Jatim berharap SR mampu menjadi tempat tumbuh kembang anak-anak miskin yang unggul, bukan hanya secara akademik, tapi juga dalam bidang seni, olahraga, teknologi, dan lainnya. (dsm/why)


Share to