Telanjur Datang, Sejumlah Guru Ngaji Urung Dapat Honor

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Wednesday, 20 May 2020 21:47 WIB

Telanjur Datang, Sejumlah Guru Ngaji Urung Dapat Honor

ANTRE: Sejumlah guru ngaji di Kota Probolinggo diundang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapatkan pencairan honor.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sejumlah guru ngaji TPQ kecewa atas pendataan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo. Pasalnya setelah melalui proses pendataan dan dinyatakan memenuhi syarat, sejumlah guru ngaji tetap tak mendapat honor. Pemkot Probolinggo sendiri menganggarkan honor bagi guru ngaji yang dianbil dari APBD 2020.

Ketua Yayasan Ulil Albab Nusantara Samsul Hadi, 48, mengatakan empat dari 8 guru ngaji di TPQ-nya tidak menerima honor. Padahal kedelapan orang tersebut semula dinyatakan lolos dan akan menerima honor.

Menurut Samsul Hadi, seminggu lalu delapan guru ngaji datang di Disdikbud di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan sesuai arahan awal lembaga tersebut. Dengan membuat rekening guna pencarian honor kepada seluruh guru ngaji se-Kota Probolinggo.

"Hari ini, (20/5/2020) mereka gembira karena 8 orang itu akan mendapat honor senilai Rp 184 ribu. Akan tetapi setelah sampai di tempat, ternyata yang dapat hanya 4 orang. Saya kaget mengapa tiba-tiba yang dapat hanya sebagian orang," katanya saat ditemui di kantor Disdikbud.

Ia pun mempertanyakan pembagian tersebut ke petugas pemberi honor. Sayang petugas tersebut hanya mengatakan hal tersebut sudah menjadi kebijakan Walikota Hadi Zainal Abidin.

Tak hanya itu, ketika sudah menandatangani kuitansi penerimaan, honor milik 4 orang itu diberikan selama 3 bulan sekaligus. Sehingga jumlah uang tunai yang diterima amsing-masing orang senilai Rp. 600.000 ribu.

"Saya kasihan ke guru ngaji. Informasi yang saya terima, juga banyak dari TPQ lain mengalami pengurangan jumlah dari yang sudah diajukan," imbuhnya.

Samsul berharap, paling tidak ada informasi yang akurat mengenai pembagian honor ini. "Setelah hari H pencairan ternyata tidak jelas. Sehingga, kebijakan TPQ kami, honor itu dibagi rata," imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Pembinaan Paud dan PNF Slamet Hariyanto, mengatakan, pada tahapan pertama semua nama guru ngaji yang terdaftar ditampung. Pendaftaran dilakukan lewat Kementerian Agama Kota Probolinggo dan Disdikbud.

"Tercatatnya awalnya 1600-an, lalu kami bentuk tim verifikasi guna menentukan siapa yang dipilih dan tidak se-kecamatan. Muncul angka 1.128 orang sesuai persyaratan," jelasnya.

Angka itu kemudian disesuaikan kembali dengan kemampuan APBD yang ternyata hanya mampu memberikan honor pada 1.000 orang. Sedangkan yang 1.128 orang itu karena memenuhi syarat yang ditentukan.

"Katakanlah 1.000 orang dapat, sisanya yang 128 orang Insyaallah direncanakan di gelombamg kedua atau kuartal ke-4 bulan Oktober-November tahun 2020," ujarnya.

Slamet, begitu ia dipanggil, menuturkan Disdikbud akan membuka kembali pendaftaran bagi guru ngaji yang belum mendapat honor. Alternatifnya ke-PAK atau awal tahun 2021.

"Maksudnya yang sudah 1.000 orang, belum tentu bisa mendapatkan hari ini, tapi bertahap. Memang besarannya Rp. 200 ribu, untuk pemberitahuan sendiri sudah saya klarifikasi. Beberapa hari yang lalu sudah di-share bila ada pengurangan pemberitahuan melalui PDF ke grup yang dibuat sampai hari pencairan," ujarnya. (ang/hvn)


Share to