336 Tenaga Honorer Kebersihan Jember Dirumahkan, Wilayah Kota Terancam Kumuh

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Friday, 07 Feb 2025 15:19 WIB

336 Tenaga Honorer Kebersihan Jember Dirumahkan, Wilayah Kota Terancam Kumuh

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember Sugiyarto

JEMBER, TADATODAYS.COM - Ratusan petugas kebersihan di bawah lingkup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember telah dirumahkan, terhitung sejak Selasa (4/2/2025). Status mereka adalah sebagai tenaga honorer.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember Sugiyarto menyebutkan, secara keseluruhan ada 336 pegawai non-ASN yang bertugas menjadi tenaga kebersihan, saat ini sudah dirumahkan.  Mereka terdiri atas 306 penyapu jalan, dan 30 orang tenaga administrasi. “Sampah yang ada di tepi jalan, saat ini tidak ada yang menyapu,” katanya, Jumat (7/2/2025) siang.

Biasanya, tumpukan sampah di sejumlah ruas jalan yang berserakan itu dikumpulkan di depo atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh petugas.

"Karena banyak petugas yang dirumahkan, saat ini pengangkutan sementara dilakukan oleh pegawai yang berstatus aparatur sipil negara (ASN)," sambungnya.

Untuk saat ini, kata dia, pembiaran sampah tersebut dianggap belum dapat dilihat secara signifikan dampaknya. Biasanya dalam waktu sepuluh hari, sampah-sampah tersebut akan mengeluarkan bau tak sedap. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan secara mandiri.

Pihak DLH juga belum dapat memastikan langkah apa yang akan dilakukan, untuk mengatasi sampah yang berserakan dalam waktu dekat. Saat ini dia menegaskan, hanya mengikuti regulasi atau aturan yang ada.

"Larangannya itu untuk melakukan kontrak dengan tenaga non-ASN. Tapi kalau presiden mengeluarkan aturan baru, untuk mencabut larangan itu. Maka bukan tidak mungkin tenaga kebersihan akan dipekerjakan kembali," urainya.

Sementara itu, Kepala UPT TPA Pakusari Mumammad Masbut menjelaskan, dua hari pasca petugas penyapu jalan dirumahkan, volume sampah yang masuk ke TPA menyusut sebanyak 4 ton.

Sampah yang masuk, kata Masbut, menjadi 192 ton sampah, padahal biasanya jumlahnya mencapai 196 ton per hari. “Penyapuan jalan dan fasilitas umum, karena tidak ada petugasnya. Sementara tidak kami angkut,” jelasnya

Menurut Masbut, masih sedikit petugas kebersihan di Jember yang memiliki status ASN. Oleh karenanya, tidak heran jika banyak sampah berserakan, akibat petugas penyapu jalan dirumahkan.

Diketahui, selain penyapu jalan, sejumlah sopir armada pengangkut sampah juga dirumahkan. Oleh karena itu, untuk sementara driver kendaraan itu digantikan oleh tenaga ASN. Mereka hanya mampu mengangkut sampah yang ada di depo atau TPS. “Kalau dibiarkan terus menerus. Bisa memunculkan kesan Jember sebagai kota kumuh,” katanya. (dsm/why)


Share to