Aliansi Mahasiswa UPM Probolinggo Demo soal Dugaan Penahanan Ijazah, Warek III: Sudah Klir!

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 24 Jul 2025 14:52 WIB

Aliansi Mahasiswa UPM Probolinggo Demo soal Dugaan Penahanan Ijazah, Warek III: Sudah Klir!

GERBANG: Mahasiswa mencoba masuk dengan mendobrak gerbang UPM.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Puluhan mahasiswa Universitas Panca Marga (UPM) di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo melakukan aksi demonstrasi, pada Kamis (24/7/2025) siang. Mereka menuntut penjelasan dugaan penahanan ijazah. Menurut Wakil Rektor III masalah ini telah selesai.

Para mahasiswa berdiri di depan gerbang UPM sejak pukul 10.00 WIB. Mereka berorasi meneriakkan keadilan dan menuntut penjelasan pihak kampus. Mereka meminta usut tuntas dugaan penahanan ijazah dan praktik pungutan liar (pungli).

Selain itu, mereka juga ingin UPM membentuk Statuta Rema, atau menetapkan aturan dasar dan prinsip-prinsip yang mengatur suatu organisasi, khususnya perguruan tinggi. UPM harus menciptakan lingkungan yang ramah dan bebas dari kekerasan.

Demo berlangsung hingga pukul 13.00 WIB. Beberapa spanduk narasi tuntutan dipegang. Mahasiswa dihalangi oleh beberapa satpam agar tidak masuk ke UPM. Namun, mahasiswa meminta masuk. Mereka bahkan mendorong satpam agar bisa masuk. "Kami gak bakal ricuh pak," seru mahasiswa yang demo.

DEMO: Aliansi mahasiswa UPM Probolinggo demo di gerbang kampus.

Namun, hingga akhir, mereka tidak diberi kesempatan masuk. Akhirnya sekitar pukul 12.00 WIB Wakil Rektor (Warek) III Bagian Kemahasiswaan Dr. Moh. Iskak Elly menemui mereka. Perwakilan mahasiswa kemudian membacakan tuntutan.

Setelah membacakan tuntutan, mahasiswa meminta Warek III Iskak membaca saran dan memberikan klarifikasi dan tanda tangan bermaterai. Iskak membacanya, namun menolak tandatangan jika tidak di dalam ruangan. Mahasiswapun menurutinya.

Sunail Rizaldi, alumnus UPM yang ijazahnya ditahan, mengatakan ijazah sudah diberikan pada Kamis pagi. "Saya dipanggil dan ijazah saya sudah diberikan. Tapi demo ini bukan atas suruhan saya. Teman-teman sendiri yang mau demo, karena tidak ingin terjadi lagi (penahanan ijazah, red)," katanya.

Sunail bercerita, sebetulnya ia mahasiswa angkatan 2017 yang lulus di tahun 2023. Nah, penahanan terjadi sejak tahun 2023. Sunail mengaku dimintai sejumlah uang oleh oknum dosen, jika ingin ijazahnya diambil. "Saya dimintai Rp 3 juta, saya gak mau," ujarnya.

MENENGAHI: Wakil Rektor III UPM menengahi aksi demo mahasiswa.

Pemuda 26 tahun ini mengatakan, dugaan pengutan tersebut tidak hanya terjadi padanya. Namun, juga empat temannya yang merupakan satu bimbingan skripsi dengannya. "Beda-beda tarifnya. Akhirnya gak saya ambil," katanya.

Menurut Sunail, uang yang dimintai oknum dosen tersebut tidak dijelaskan untuk apa. Sebab, ia tidak memiliki tanggungan apapun di kampus. "Saya gak tahu itu pakai apa. Katanya masuk kantong pribadi," ucapnya.

Sementara itu, Warek III Iskak menyatakan persoalan dugaan penahanan ijazah sudah klir. Ijazah telah diterima oleh Sunail. "Sabtu kemarin saya baru mendapat chat dari ananda Sunail, dan kita cek langsung, apakah ananda sudah memenuhi seluruh persyaratan untuk pengambilan ijazah, ternyata sudah. Akhirnya kita berikan tadi," ujarnya saat diwawancara.

Iskak menjelaskan untuk pengambilan ijazah dapat dilakukan jika mahasiswa memenuhi seluruh persyaratan. Seperti pelunasan tanggungan, uang denda perpustakaan jika ada, dan tanggungan di fakultas. "Hal ini pasti saya umumkan setiap gladi bersih wisuda, seharusnya mahasiswa yang mau lulus paham," ucapnya.

Terkait dugaan pungli, UPM tidak bisa memproses apapun jika tidak ada bukti dan laporan. "Kami tidak bisa gimana-gimana kalau mahasiswa minta kelanjutannya. Karena tidak ada laporan atau surat tertulis ke rektorat dan bukti. Apa yang bisa kami proses kalau gak ada bukti?" katanya.

Iskak menambahkan, mahasiswa seharusnya bisa langsung menemui dirinya jika ada permasalahan di kampus. "Kami memiliki Komite Etik yang bertugas merekomendasikan jika ada temuan tidak benar. Mereka bertugas sebagai satgas dari masing-masing fakultas ada," tuturnya.

Demo berakhir dengan penandatanganan bermaterai dari pihak kampus dan aliansi mahasiswa. (alv/why)


Share to