GMNI Probolinggo Demo Agustusan, Angkat Isu Kemiskinan dan Relokasi PKL

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 17 Aug 2025 14:46 WIB

GMNI Probolinggo Demo Agustusan, Angkat Isu Kemiskinan dan Relokasi PKL

AGUSTUSAN: Aksi demo aktivis GMNI Probolinggo di Bundaran Glaser Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Puluhan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Probolinggo menggelar aksi demo tepat di momen peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Minggu (17/8/2025) pagi. Dalam aksi tersebut aktivis GMNI menyuarakan isu nasional seperti kemiskinan hingga relokasi PKL di Kota Probolinggo.

Aksi tersebut dilangsungkan di Bundaran Gladak Serang (Glaser). Dimulai dengan ritual pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi alunan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Para kader GMNI bersama dengan personel kepolisian turut menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh semangat.

Atmosfer kegiatan semakin meriah dengan dentuman lagu-lagu perjuangan seperti Indonesia Pusaka, Darah Juang, dan Mars Mahasiswa yang mampu membangkitkan jiwa patriotisme para peserta.

Setelah prosesi upacara selesai, kegiatan berlanjut dengan sesi orasi kebangsaan yang mengangkat berbagai problematika nasional, termasuk persoalan kemiskinan, mutu pendidikan, serta praktik penegakan hukum yang sering kali terkesan politis.

GMNI Probolinggo menyuarakan empat agenda utama yang ditujukan kepada pemerintah:

1. Pembangunan yang Berkeadilan Sosial – Pemerintah diharapkan tidak semata-mata mengutamakan pembangunan infrastruktur, melainkan juga memberikan perhatian serius terhadap perekonomian masyarakat menengah ke bawah.

2. Konservasi Lingkungan Hidup – Dibutuhkan regulasi yang komprehensif untuk menjamin keberlanjutan ekosistem alam.

3. Optimalisasi Layanan Kepolisian – Institusi kepolisian perlu meningkatkan kualitas pengamanan dan pelayanan publik.

4. Relokasi PKL yang Bermartabat – Proses pemindahan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari kawasan Alun-alun menuju Gedung Olahraga Ahmad Yani Kota Probolinggo harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan hak asasi para pedagang demi menghindari kerugian ekonomi.

Bima Ahmad Setiawan selaku koordinator lapangan menekankan bahwa momentum kemerdekaan sejatinya menjadi refleksi untuk terus memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

"Makna kemerdekaan Indonesia tidak boleh terhenti pada aspek seremonial semata, tetapi harus diwujudkan dalam implementasi nyata hak-hak masyarakat, khususnya dalam hal keadilan, kesejahteraan rakyat, hingga supremasi hukum," ungkapnya saat diwawancara.

Kegiatan ini terlaksana dengan tertib dan mendapat respons yang baik dari masyarakat di sekitar lokasi. "GMNI Probolinggo mengharapkan semangat nasionalisme dan solidaritas yang terbangun melalui kegiatan ini dapat terus menginspirasi perjuangan menuju Indonesia yang lebih adil dan sejahtera," tuturnya. (alv/why)


Share to