Banjir Tiris Probolinggo, 50 Keluarga Terdampak, Infrastruktur Banyak yang Rusak

Alvi Warda
Friday, 12 Dec 2025 19:55 WIB

POTENSI BENCANA: Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief saat memperlihatkan potensi bencana ekstrem di Kabupaten Probolinggo.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Banjir yang menerjang Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo pada Kamis (11/12/2025) malam, surut pada Jumat (12/12/2025) siang. BPBD Kabupaten Probolinggo mencatat ada 50 keluarga yang terdampak, dan banyak infrastruktur yang rusak.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief, Jumat (12/12/2025) petang. Ia merinci, ada sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Sumberkapung, Desa Andungbiru yang terdampak. Meski banjir surut, warga terisolasi karena jembatan penghubung terputus.
“Kami sampaikan, banjir sudah surut. Berdasarkan catatan kami, masih ada sekitar 50 keluarga yang terdampak. Kondisi mereka juga terisolasi karena jembatan akses mereka terbawa arus,” terang Oemar Sjarief.
BPBD telah menyerahkan beberapa bantuan logistik yang diperlukan. Terkait warga yang terisolasi, sebetulnya ada jalur alternatif, tetapi kondisinya sulit dilalui. "BPBD bersama pemerintah daerah terus mencari solusi agar warga dapat kembali terhubung dengan wilayah lain," ujarnya.

Oemar menambahkan, banjir bandang ini merusak enam jembatan. Tiga di antaranya putus, yaitu dua jembatan beton dan satu jembatan konvensional. Kerusakan terparah terjadi di Dusun Kedaton, Desa Andungbiru. Dampaknya, lebih dari seribu warga di tiga dusun sempat terisolasi, terutama di RT 8, 9, dan 10 Dusun Sumberkapung.
Hujan intensitas tinggi ini mengguyur Kecamatan Tiris selama dua jam, mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Hujan membuat debit air di kawasan hulu, seperti Gunung Gambir, Candi Kedaton, dan Taman Hidup melonjak drastis. Air kemudian mengalir deras ke Sungai Tiris hingga meluap dan membanjiri tiga desa: Andungbiru, Tlogoargo, dan Tiris.
Oemar Sjarief menjelaskan, secara geografis, Kecamatan Tiris berada di dataran tinggi dengan kontur berbukit hingga bergunung. Wilayah ini berbatasan dengan kawasan Gunung Argopuro bersama Kecamatan Krucil.
Kondisi tersebut menjadikan Tiris rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, terutama pada puncak musim hujan. “Kami juga memastikan banjir ini tidak berkaitan dengan penebangan pohon seperti isu-isu yang beredar. Murni karena curah hujan," tuturnya. (alv/why)





Share to
 (lp).jpg)



