Dana Tak Cair, Dapur MBG Sumberejo Ambulu Hentikan Layanan untuk Ribuan Siswa

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sabtu, 20 Dec 2025 18:59 WIB

Dana Tak Cair, Dapur MBG Sumberejo Ambulu Hentikan Layanan untuk Ribuan Siswa

Surat edaran terkait pemberhentian layanan SPPG di Dapur Sumberejo Ambulu.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember terpaksa dihentikan sementara. Penyebabnya, dana operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat belum juga dicairkan.

Kepala SPPG Desa Sumberejo Dimas Widia Adi Nugroho mengatakan, tersendatnya operasional diduga berkaitan dengan penutupan tahun anggaran. Informasi yang diterimanya, anggaran baru diperkirakan dapat dicairkan pada awal tahun 2026.

“Kendala utamanya ada di pembiayaan. Kemungkinan karena akhir tahun fiskal dan anggaran yang sudah menipis. Informasinya, pencairan baru bisa dilakukan awal tahun depan,” kata Dimas saat dikonfirmasi, Sabtu (20/12/2025) siang.

Ia menyebut, keterlambatan dana ini menjadi yang pertama sejak SPPG Sumberejo mulai beroperasi pada 10 November 2025. Namun, kondisi serupa juga terjadi di sejumlah dapur MBG lain di wilayah Jember dan sekitarnya.

“Bukan hanya di sini. Beberapa SPPG lain di Mumbulsari, Gumukmas, bahkan sampai Lumajang juga mengalami hal yang sama. Kami yakin ini sifatnya sementara,” ujarnya.

Meski demikian, Dimas mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab tertundanya pencairan dana. Ia menduga hal itu juga berkaitan dengan masa libur sekolah menjelang akhir tahun.

Terkait distribusi selama masa libur, pihak SPPG tetap menyiapkan skema alternatif berupa paket makanan kering, dengan persetujuan pihak sekolah dan orang tua siswa. “Nantinya makanan kering akan diambil langsung oleh orang tua atau pihak sekolah, jadi tetap ada penyaluran meskipun formatnya berbeda,” jelasnya.

Dalam kondisi normal, SPPG Sumberejo menyalurkan paket makanan setiap hari kepada 2.455 penerima manfaat dari berbagai lembaga pendidikan di sekitarnya. “Begitu dana cair, kami langsung jalan lagi. Soal mekanisme pencairan memang di luar kendali kami,” tambah Dimas.

Akibat berhentinya operasional, sebanyak 47 tenaga kerja sukarela terpaksa dirumahkan sejak 17 Desember 2025. Tidak adanya dana membuat pengadaan bahan baku tidak bisa dilakukan. “Total ada sekitar 50 orang termasuk manajemen dan tenaga gizi. Karena bahan tidak ada, aktivitas dapur otomatis berhenti,” ungkapnya.

Dimas juga menyebut masih terdapat sisa bahan mentah, terutama sayuran, yang belum sempat diolah. Untuk mencegah pemborosan, bahan tersebut dibagikan kepada para relawan. “Daripada rusak, kami bagikan ke relawan,” katanya.

Ia berharap pemerintah segera mencairkan anggaran agar layanan pemenuhan gizi dapat kembali berjalan dan tidak berlarut-larut mengganggu ribuan penerima manfaat. (dsm/why)


Share to