Dianiaya Ayahnya dan Diminta Ganti Biaya Hidup, Gadis Ini Akhirnya Lapor Polisi

Andi Saputra
Andi Saputra

Wednesday, 30 Jun 2021 19:38 WIB

Dianiaya Ayahnya dan Diminta Ganti Biaya Hidup, Gadis Ini Akhirnya Lapor Polisi

Ilustrasi

JEMBER, TADATODAYS.COM - Seorang gadis berusia 20 tahun warga kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri. Korban akhirnya mempolisikan ayahnya, lantaran tak kuat dengan perlakuannya yang sudah dilakukan sejak korban masih kecil.

Gadis tersebut berinsial FA. Sementara ayahnya berinisial SM, 51. SM telah dilaporkan ke Polres Jember pada 28 Juni 2021 lalu.

Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna, kasus penganiayaan tersebut tengah dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memanggil para pihak dan melengkapi dugaan penganiayaan dengan bukti visum. "Yang di Ambulu masih kita lakukan penyelidikan, kita mintai keterangan korban," katanya saat ditemui tadatodays.com di ruang kerjanya, Rabu (30/6/2021).

Sementara itu, korban FA baru bersedia memberikan keterangan rinci kepada tadatodays.com pada Rabu (30/6) petang.

Melalui pesan suara media Whatsapp, FA dengan suara berat berkisah mengenai pengalaman pahitnya menjadi korban penganiayaan oleh ayahnya sendiri.

Dalam keterangannya itu, FA menceritakan bahwa penganiayaan yang diterimanya bukan kali ini saja. Tetapi, sudah ia alami sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar (SD). "Bapak itu sudah suka mukul dari aku kecil," katanya.

Kala itu, sekira tahun 2010, FA mangaku kerap mendapatkan perlakuan kasar dari ayahnya. Namun beruntung, Ibu kandungnya masih mendampinginya, sehingga semua perlakuan yang didapatkan selalu dianggap hal biasa sebagai bentuk ayah mendidik anaknya.

Namun nasibnya semakin memburuk ketika pada tanggal 5 November 2011 ibunya meninggal dunia. Ia harus tinggal bersama satu adiknya yang masih balita dan ayahnya yang trempramental dan kerap main tangan.

Saat itu FA masih belum mengerti banyak hal, sehingga yang dilakukan hanya bisa menangis ketika ayahnya memukulnya. Tak jarang, FA mendapat tendangan sang ayah. Yang jelas, selama ini ia tak memiliki keberanian untuk bercerita kepada siapapun.

Hingga akhirnya, selepas lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) FA diterima bekerja di salah satu kantor notaris sebagai tenaga pembantu. Penghasilannya dari bekerja itu ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sekolah adik kandungnya yang saat ini masih SD. "Alhamdulillah, dari hasil kerja itulah cukup untuk bayar listrik, belanja, sama kebutuhan adik," ujar FA.

Mengetahui dirinya telah berpenghasilan, tiba-tiba ayahnya meminta sejumlah uang ganti rugi biaya hidup sebelum FA bekerja. "Pengganti biaya hidup yang telah dikeluarkan (ayah) selama menghidupi saya," katanya.

Tak hanya bercerita, FA juga membagikan video berdurasi 1 menit 44 detik kepada tadatodays.com yang berisi cuplikan saat dirinya ditagih biaya hidup oleh ayahnya.

Dalam video tersebut, ayahnya mengancam akan terus meneror FA hingga ke kantor tempatnya bekerja jika tidak membayar. Dalam akhir video itu, ayahnya melakukan pemukulan berkali-kali kepada FA.

Merasa mendapatkan tekanan yang luar biasa, FA akhirnya memberanikan diri melapor ke Polres Jember dan berharap mendapatkan keadilan atas keadaanya itu. "Sebenarnya masih ada takutnya dan mikir beberapa kali buat laporin, tapi aku ngerasa kalo terus-terusan gini bisa-bisa aku mati konyol," kata FA. (as/don)


Share to