Anggaran Terpangkas, Wacana Pembangunan Museum Jember Dinilai Tak Optimal

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Friday, 16 May 2025 18:14 WIB

Anggaran Terpangkas, Wacana Pembangunan Museum Jember Dinilai Tak Optimal

Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ari Fyanto

JEMBER, TADATODAYS.COM - Rencana pembangunan museum di Kabupaten Jember terancam tidak maksimal. Dari usulan awal sebesar Rp1,5 miliar, anggaran yang tersisa hanya Rp 400 juta.

Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ari Fyanto menilai, nominal tersebut tidak cukup untuk pembangunan museum yang layak. Dia juga menyebut, terjadi pergeseran anggaran dalam APBD 2025 membuat alokasi untuk pembangunan museum hanya tersisa Rp 400 juta.

"Awalnya diusulkan Rp 1,5 miliar. Tapi karena ada efisiensi anggaran, tinggal Rp 400 juta. Ini jelas tidak cukup untuk membangun museum. Paling hanya cukup untuk renovasi ruangan," kata Candra, Jumat (16/5/2025).

Menurut Candra, pembangunan museum semestinya menjadi prioritas, mengingat Kabupaten Jember belum memiliki tempat penyimpanan dan pelestarian artefak bersejarah secara terpusat. Padahal, berbagai temuan arkeologis dari situs-situs budaya di Jember membutuhkan tempat yang representatif.

Lokasi museum sendiri, lanjut Candra, direncanakan berada di lahan milik pemerintah di sebelah Hotel Kebonagung. Namun hingga kini belum ada kejelasan terkait konsep maupun tahap pembangunan selanjutnya. "Kami khawatir kalau ini tidak segera dibenahi, Jember akan terus tertinggal dalam hal pelestarian sejarah dan kebudayaan," tegasnya.

Selain keterbatasan anggaran, Candra juga menyoroti struktur kelembagaan. Dirinya menyatakan tidak sepakat jika urusan kebudayaan digabung dalam satu dinas bersama pemuda dan olahraga.

Menurutnya, kebudayaan memerlukan perhatian khusus dan fokus kebijakan yang berbeda. Pihaknya pun berencana memanggil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk meminta penjelasan soal kelanjutan proyek museum ini.

"Kami akan mendorong agar ada evaluasi nomenklatur dan revisi anggaran. Kebudayaan butuh dinas yang fokus, bukan sekadar tempelan," katanya. (dsm/why)


Share to