Fraksi Gerindra DPRD Jember Dorong Pemerintah Bangun Pabrik Pengolahan Kopi

Dwi Sugesti Megamuslimah
Thursday, 06 Nov 2025 13:47 WIB

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jember Hanan Kukuh Ratmono
JEMBER, TADATODAYS.COM - Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jember Hanan Kukuh Ratmono mendesak pemerintah daerah segera menghadirkan pabrik pengolahan kopi di Jember. Langkah ini dinilai penting agar harga kopi tidak lagi dikendalikan tengkulak akibat rantai distribusi yang terlalu panjang.
Menurut Hanan, potensi kopi Jember sangat besar dan terus meningkat setiap tahun. Pada 2024, produksi kopi di Jember tercatat sekitar 11 ribu ton. Lalu tahun ini diperkirakan menembus 15 ribu ton. Namun, tanpa fasilitas pengolahan di daerah sendiri, hasil panen petani banyak dijual keluar daerah dengan harga rendah.
“Selisih harga dari petani ke pabrik bisa mencapai Rp10 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram karena rantai distribusinya terlalu panjang. Kalau ada pabrik di Jember, harga bisa lebih stabil dan petani lebih sejahtera,” ujar Hanan, Kamis (6/11/2025) siang.
Ia mencontohkan, harga kopi robusta sempat mencapai Rp79 ribu per kilogram sebelum akhirnya anjlok menjadi Rp44 ribu saat panen raya. Situasi ini membuat petani kecil kesulitan menutup modal, sebab tidak punya pilihan selain menjual di harga rendah.
“Saat ini harga mulai naik lagi ke kisaran Rp70 ribu. Tapi tanpa intervensi pemerintah dan keberadaan pabrik, fluktuasi seperti ini akan terus terjadi,” tegasnya.

Untuk itu, Fraksi Gerindra berencana mendorong pembahasan kebijakan kopi dalam agenda APBD mendatang, termasuk membuka peluang kerja sama dengan investor. Tujuannya agar pemerintah hadir sebagai pengendali rantai distribusi dan penjamin stabilitas harga.
Hanan juga menilai pentingnya branding kopi Jember. Ia menyoroti bahwa kopi dari wilayah Jember kerap dipasarkan dengan label “Kopi Dampit” atau daerah lain, padahal sebagian besar bahan bakunya berasal dari kebun Jember.
“Sudah saatnya kopi Jember punya identitas sendiri, misalnya dengan nama Raung Kopi atau Argopuro Kopi. Kita punya potensi besar di dua kaki gunung itu,” katanya.
Dari sisi kualitas, ia menegaskan kopi Jember tidak kalah saing. Bibit unggul yang digunakan petani sebagian besar berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember, termasuk klon Tugusari dan klon baru seperti klon Bagio. “Kalau pemerintah mau serius melakukan branding dan memfasilitasi industri hilirnya, kopi Jember bisa jadi ikon nasional,” katanya. (dsm/why)




Share to
 (lp).jpg)



