Industri Tembakau vs Kabupaten Layak Anak, DPRD Jember Minta Kebijakan Seimbang

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 25 Jun 2025 16:39 WIB

Industri Tembakau vs Kabupaten Layak Anak, DPRD Jember Minta Kebijakan Seimbang

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kabupaten Jember dikenal sebagai daerah penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur. Namun, di tengah geliat industri tembakau itu, Bupati Jember Muhammad Fawait menegaskan bahwa perlindungan anak tetap menjadi prioritas.

Bupati yang akrab disapa Gus Fawait itu menyadari potensi konflik antara kepentingan ekonomi dan pembangunan kualitas anak. Namun dirinya menegaskan, pemerintah harus hadir dan memastikan keduanya berjalan seimbang.

“Tembakau penting, pendidikan anak juga penting. Pemerintah tidak boleh pilih salah satu,” ujarnya saat rapat paripurna bersama DPRD Jember, Rabu (25/6/2025).

Dirinya menyebut, Jember sedang memperjuangkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA). Salah satu langkah awal yang disiapkan adalah menjadikan beberapa sekolah sebagai percontohan, sebelum diperluas secara bertahap mulai 2026.

“Sudah kami siapkan sekolah-sekolah percontohan, nanti kami perluas. Tapi prinsipnya, anak-anak Jember harus dapat ruang tumbuh yang aman dan mendukung,” paparnya.

Menurutnya, persoalan pendidikan anak tidak bisa dikesampingkan meskipun Jember bergantung pada sektor tembakau. Ia ingin setiap kebijakan daerah tetap memperhatikan dampaknya terhadap anak-anak.

“Jangan sampai urusan ekonomi jangka pendek mengorbankan masa depan anak-anak. Semua itu akan disiapkan secara bertahap, tanpa meninggalkan realitas sosial masyarakat Jember,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi D DPRD Jember Indi Naidha menyatakan dukungannya terhadap komitmen tersebut, namun mengingatkan agar program tidak hanya berhenti pada tataran wacana. Ia menyoroti pentingnya sosialisasi yang merata serta kesiapan teknis dan kajian mendalam sebelum program dijalankan.

"Jangan sampai program sekolah percontohan tergesa-gesa dijalankan tanpa mempertimbangkan realita lapangan. Masih banyak sekolah di Jember yang kosong karena kekurangan siswa, seperti di Kecamatan Silo. Ini perlu dikaji serius,” ujar Indi.

Ia juga menambahkan, kebijakan Layak Anak harus melibatkan banyak pihak yang kompeten, bukan hanya segelintir orang yang dekat dengan lingkar kekuasaan.

“Silakan laskar-laskar atau tim yang ditunjuk Bupati dilibatkan, tapi jangan abaikan juga orang-orang yang memang punya pengalaman di bidang pendidikan dan perlindungan anak,” ucap legislator PDI-Perjuangan itu.

Indi juga menekankan perlunya ruang publik yang ramah anak dan kawasan bebas asap rokok di lingkungan sekolah, meski Jember merupakan daerah penghasil tembakau.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman. Minimal, guru dan tenaga pendidik jangan merokok di ruang kelas. Itu komitmen kecil tapi penting dalam mewujudkan KLA,” katanya. 

Program Kabupaten Layak Anak sendiri menuntut komitmen dari berbagai sektor. Mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan dari kekerasan, hingga partisipasi anak dalam pembangunan. (dsm/why)


Share to