JEMBER, TADATODAYS.COM - Sejumlah pegawai PT Muroco mendatangi gedung DPRD Jember, Senin (17/4/2023) siang. Mereka wadul perkara THR. Pasalnya, selama dua tahun belakangan mereka hanya mendapatkan tali asih sebesar Rp 50-100 ribu.

Menurut Sekretaris Serikat Buruh Muda Bersatu (SBMB) Venita Indri Rohmania, tali asih itu diberikan oleh PT TOP sebagai perusahaan outsourcing di PT Muroco. “Kami hanya diberi tali asih oleh PT TOP selama dua tahun. Kami kan mengikuti vendornya,” jelasnya usai wadul, Senin sore.

Besaran tali asih yang diberikan, lanjutnya, sebesar Rp 50-100 ribu. “Kalau dari PT TOP sekirar 80 orang. Kalau dari PT Muroco, saya kurang paham,” terangnya.

Selanjutnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Jember Bambang Rudianto menerangkan, oleh anggota dewan, PT Muroco diwajibkan memberikan THR ke pekerjanya. “Kemudian kita tindak lanjuti intens bersama para pekerja, SBMB, pekerja PT Muroco dan outsourcingnya PT TOP. Sampai sore ini masih belum ada kesepakatan di antara mereka untuk realisasi THR-nya,” jelasnya kepada tadatodays.com usai menemui massa.

Tidak adanya kesepakatan itu disebutkan sebagai buntut dari data pekerja yang tidak menerima THR milik pekerja dan perusahaan. “Dari pekerja mengajukan tuntutan sebanyak 104 pekerja dengan nilai besaran kurang lebih Rp 218 juta. Kemudian dari pihak PT TOP punya sekitar 56 pekerja yang mendapatkan hak dengan besaran Rp 60 jutaan. Jadi masih ada gap,” tuturnya.

Sebab itu, pihaknya menuntut perusahaan untuk musyawarah bersama pekerja pada malam ini. “Agar ada win win solution dan ada kesepakatan di antara mereka,” jelasnya.

Ia pun berharap agar esok hari, Selasa (18/4/2023), permasalahan tersebut dapat diselesaikan. “Di Komisi D besok bisa menyampaikan hasil pertemuan mereka,” jelasnya.

Saat tadatodays.com bertanya jika tidak ada kesepakatan, Bambang mengungkapkan pihaknya masih belum bisa memutuskan. “Kita lihat aja malam ini dan besok,” terangnya. (iaf/why)