Banjir dan Longsor Terjang Jember, 1.271 KK Terdampak Luapan Sungai Bedadung

Dwi Sugesti Megamuslimah
Tuesday, 16 Dec 2025 06:58 WIB

BANJIR: Proses evakuasi korban terdampak banjir luapan sungai bedadung di Jember. (Foto: BPBD Jember)
JEMBER, TADATODAYS.COM - Hujan yang mengguyur Kabupaten Jember pada Senin (15/12/2025), mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat hingga Selasa (16/12/2025) pukul 03.21, setidaknya 1.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir akibat luapan Sungai Bedadung dengan ketinggian yang bervariasi.
Kepala BPBD Jember Indra Tri Purnomo menyebut hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin mulai mengguyur wilayah Jember sejak Senin pukul 11.00 WIB. Curah hujan tinggi memicu meluapnya Sungai Bedadung, Kalijompo, Mayang, Rembangan, Dinoyo, hingga Sungai Gila. “Luapan air sungai menggenangi rumah warga setidaknya di 20 titik, dengan ketinggian air bervariasi dari 30 centimeter hingga dua meter,” kata Indra, Selasa pagi.
Banjir paling parah terjadi di kawasan Kelurahan Kepatihan, Kaliwates, dengan ratusan rumah terendam dan dua rumah mengalami kerusakan ringan hingga dapur ambruk. Jalan Bengawan Solo (Semanggi), Sumbersari, dengan ketinggian air mencapai 1,5–2 meter. Kelurahan Kepatihan, Kaliwates, dengan ratusan rumah terendam dan dua rumah mengalami kerusakan ringan hingga dapur ambruk.
Perumahan Villa Indah, Tegal Besar, yang merendam sekitar 40 KK atau 200 jiwa, sehingga BPBD mendirikan tiga tenda pengungsian. Jalan Bengawan Solo (Semanggi), Sumbersari, dengan ketinggian air mencapai 1,5–2 meter dan merendam 50 KK.
Sementara di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji menjadi wilayah dengan dampak terparah, total 429 KK terdampak, dengan penanganan masih berlangsung hingga pukul 03.21 WIB.
Selain merendam rumah warga, banjir juga merusak infrastruktur. Jembatan penghubung di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, dilaporkan putus akibat tergerus arus banjir, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Selain banjir, cuaca ekstrem juga memicu tanah longsor di Desa Sumberbulus Ledokombo, Desa Kemuning Lor Arjasa, dan area persawahan di Desa Panduman Jelbuk, yang menutup akses jalan. "Hingga saat ini proses pembersihan material longsor dilakukan oleh tim gabungan," sambung Indra.

Di kawasan Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga dilaporkan hanyut dan empat KK terpaksa mengungsi ke musala karena rumah masih terendam air.
BPBD Jember mencatat, dari total kejadian banjir luapan Sungai Bedadung, terdapat 16 lansia, 10 balita, dan satu ibu hamil yang ikut terdampak. Kerusakan bangunan meliputi satu rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang, dan satu rumah rusak ringan, serta dua fasilitas umum.
"Kami fokus pada evakuasi, pendirian tenda, serta distribusi logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, terutama balita, lansia, dan ibu hamil,” urainya.
Untuk menangani dampak bencana, BPBD Jember bersama instansi terkait melakukan evakuasi, pendirian tenda pengungsian, serta pendistribusian bantuan logistik berupa makanan siap saji, paket lauk pauk, perlengkapan memasak, paket kebersihan, baby kit, hingga selimut dan kompor.
BPBD Jember mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan menyusul potensi cuaca ekstrem yang diprediksi masih berlangsung hingga 20 Desember mendatang. Selain itu, BPBD akan mengirimkan tim Jitupasna untuk meninjau ulang bangunan yang berada di atas saluran irigasi dan aliran sungai guna mencegah risiko bencana lanjutan.
"Evakuasi masih berlangsung, kami menghimbau agar warga menghindari bantaran sungai serta segera melapor jika terjadi peningkatan debit air atau pergerakan tanah di wilayah rawan bencana," katanya. (dsm/why)





Share to
 (lp).jpg)



